Hepatitis dapat merusak fungsi organ hati dan kerja hati sebagai penetral racun
dan sistem pencernaan makanan dalam tubuh yang mengurai sari-sari makanan untuk
kemudian disebarkan ke seluruh organ tubuh yang sangat penting bagi manusia.
Hepatitis merupakan penyakit
peradangan hati karena berbagai sebab. Penyebab tersebut adalah beberapa jenis
virus yang menyerang dan menyebabkan peradangan dan kerusakan pada sel-sel dan
fungsi organ hati. Hepatitis memiliki hubungan yang sangat erat dengan penyakit
gangguan fungsi hati. Hepatitis banyak digunakan sebagai penyakit yang
masuk ke semua jenis penyakit peradangan pada hati (liver). Banyak hal
yang menyebabkan hepatitis itu dapat terjadi yang tidak hanya dikarenakan
adanya infeksi virus dari suatu sumber tertentu. Penyebab hepatitis juga dapat
berasal dari jenis obat-obatan tertentu, jenis makanan tertentu atau bahkan
pada hubungan seksual yang salah satu dari pasangan memiliki penyakit hepatitis.
Penyakit hepatitis dapat menyerang
siapa saja tak pandang usia. Hepatitis jugat dapat terjadi pada bayi,
anak-anak, orang dewasa dan orang tua. Hepatitis yang juga banyak melanda pada
bayi dari usia 0-12 bulan, pada anak-anak diperkirakan terjadi dari mulai usia
2- 15 tahun, orang dewasa 15-20 tahun dan orang tua diatas usia 40 tahun
keatas.
Namun hepatitis yang banyak terjadi
dan dialami oleh penduduk Indonesia adalah hepatitis B.
Berikut ini adalah cara penularan
virus dari hepatitis B yang banyak terjadi dan dialami khususnya jika terjadi
pada anak.
1. Penularan hepatitis B pada bayi
dan anak-anak
- Jika seorang ibu yang memiliki
riwayat penyakit hepatitis ketika dalam mengandung sangat memungkinkan janin
atau bayi yang dikandung juga terjangkit jenis hepatitis yang sama, bahkan
resiko lebih besar terjadi pada bayi dibanding ibunya.
- Juga dapat terjadi melalui kontak
langsung dengan salah satu anggota keluarga yang menderita hepatitis B.
2. Pengaruh Infeksi Virus Hepatitis
B
- Virus hepatitis B (VHB) dapat
menyebabkan peradangan yang bersifat akut atau kronis merupakan salah satu
penyebab awal kanker hati.
- Jika infeksi yang terjadi pada
bayi sebelum bayi berusia kurangd ari 1 tahun memiliki resiko lebih tinggi
sekitar 90 % mengidap hepatitis akut atau kronis, namun sebaliknya jika infeksi
hepatitis B terjadi pada bayi setelah berusia 2-5 tahun maka resiko dari
penyakit hepatitis B akan berkurang sekitar 50 % bahkan apabila infeksi terjadi
diatas usia 5 tahun resiko penyakit hepatitis ini hanya 5-10 %.
- Diperkirakan sekitar 25 % dari
anak yang teridentifikasi penyakit hepatitis kronis dapat berlanjut mejadi dan
berkembang menjadi sirosis ( kerusakan pada organ hati dan pengerutan hati )
dan atau kanker hati dan pada orang dewasa hanya 15 % yang berkembang menjadi
sirosis atau kanker hati.
Problem penyakit
hati sangat besar, 1 dari 10 masyarakat
Indonesia terserang hepatitis B. Kurang lebih 20 juta masyarakat Indonesia
menderita hepatitis, 15 juta diantaranya menderita hepatitis
B dan 5 juta hepatitis
C.
Sayangnya, tingginya angka ini tidak diikuti dengan kesadaran dari masyarakat.
Bahkan sebelumnya pemerintah pun juga tidak banyak menaruh perhatian. Hepatitis
B seperti fenomena gunung es yang hanya nampak sebagian kecil saja, yaitu hanya
sekitar 30%. Sementara menurut catatan Kementrian Kesehatan sekitar 5-10 %.
Sedangkan sisanya 70% tidak terjamah atau terdeteksi oleh tenaga kesehatan.
Hepatitis B dan C bila dibiarkan
akan menjadi cikal bakal kanker hati. Dan pengobatannya hanya bisa dilakukan
dengan transplantasi. Penyait hepatitis bukanlah penyakit yang baru. Tapi
karena banyaknya penyakit lain, hepatitis seolah-olah ter-masking atau tertutup
dari perhatian pemerintah ataupun head provider.
Hepatitis
adalah penyakit yang tidak memberikan gejala dan keluhan pada penderitannya.
Oleh sebab itu disebut sillent killer. Liver adalah organ yang kuat dan tidak
“cengeng” berbeda dengan flu yang menimbulkan gejala begitu virus masuk.
Sementara hepatitis tidak sama saat virus masuk, tubuh tidak memberikan rekasi
sampai 15-20 tahun kemudian. Hanya saja, saat pergi ke dokter telah terjadi sirosis
pada liver. Bentuknya sudah berenjolan dan bahkan sudah mencapai kanker hati.
Hanya orang yang ‘ringkih”yang akan ccepat terdeteksi adanya virus hepatitis.
Angka penyebaran virus hepatitis di
Indonesia yaitu berkisar 3-15%. Slain itu, tingginya angka penyebaran virus
hepatitis juga berkaitan degan kondisi kebersihan dan kepadatan penduduk yang
mempermudah penularan. Mahalnya pengobatan masih menjadi kendala utama.
Terutama pada kasus hepatitis B dan C. Untuk periksa darah saja sekitar 2 juta.
Apalagi pengobatan hepatitis. Pada hepatitis C, harga obatnya sangat mahal,
bisa sampai ratusan juta. Untuk satu suntikan yang tiap 9 juta.
Sebetulnya kalau mengenai pelayanan
untuk diagnosisi Indonesia tidak terlalu ketinggalan jauh dengan negara
tetangga artinya, ilmu yang sedang dikembangkan di luar negeri saat ini juga
sedang diikuti Indonesia. Terkecuali, beberapa teknis yang Indonesia sendiri
tidak bisa misalnya transplantasi hati. Namun bukan berarti kemampuan
dokter Indonesia tidak mumpuni. Bahkan untuk kemampuan, dokter Indoensia
terkenal sangat “prigel” dalam melakukan tindakan pengobatan. Namun, cangkok
hati merupakan suatu tindakan atau prosedur yang sangat sulit. Sehingga
dibutuhkan keterampilan khusus dan persiapan yang sangat kompleks dalam melalukan
transplantasi hati. Sementara biaya yang diberikan pemerintah memang sangat
kecil.
Posted in Jenis
- Jenis Virus Hepatitis, Pencegahan
Hepatitis, Penyakit
Hepatitis | Tagged gejala hepatitis,
gejala hepatitis b,
hepatitis,
hepatitis adalah,
penyakit hepatitis,
penyakit hepatitis b,
penyebab hepatitis,
virus hepatitis
| Leave a
comment
Gangguan pada hati dapat terjadi
misalnya karena terkena infeksi. Hepatitis merupakan salah satu contoh
penyakit hati yang disebabkan oleh virus. Virus ini dapat menular melalui
makanan, minuman, jarum suntik dan transfusi darah.
Penderita hepatitis mengalami
kerusakan pada sel hatinya sehingga zat warna empedu beredar ke seluruh tubuh.
Akibatnya, warna tubuh menjadi kekuningan. Oleh karena itu, penyakit hepatitis
yang biasa disebut sebagai penyakit kuning.
Hepatitis berarti radang atau
pembengkakan hati. Hepatitis dapat disebabkan oleh virus alkohol, narkoba,
obat-0batan (termasuk obat yang diresepkan) atau racun. Hepatitis merupakan
penyakit yang sangat umum, bahkan dapat terjadi pada orang yang sistem
kekebalannya baik. Hepatitis juga dapat mengakibatkan goresan/ pengerasan hati
(sirosis) sehingga fungsi hati menjadi gagal dan berakibat kematian.
Banyak penyakit lain yang jauh lebih
mudah menular melalui keagiatan sosial, misalnya tuberkulosis paru. Banyak
virus yang kebih tahan berada di luar tubuh manusia sehingga lebih mudah
menular, misanya hepatitis B. Banyak virus lain yang dapat menyebabkan
penderitaan dan kematian dan belum ditemukan obat yang efektif misalnya
hepatitis C.
Istilah hepatitis fulminan akut
lebih banyak dikenal sebagai gagal hati fulminan yang merupakan suatu keadaan
yang jarang ditemukan, disebabkan oleh karena kerusakan dan kematian sel-sel
hati yang masif.
Kemampuan fungsi sintesis hati
menjadi berkurang (waktu protrombin memanjang setelah pemberian vitamin K),
kegagalan ekskresi bilirubin (serum bilirubin > 20mg/100ml), glukoneogenesis
menurun (hipoglikemia), kesadaran menurun (prekoma atau koma) dan keseimbangan
air maupun elektrolit terganggu (serum natrium dan kalium menurun).
Gagal hati fulminan ditandai oleh
ensefalopati yang terjadi dalam 8 minggu setelah adanya gejala pertama penyakit
hati dijumpai. Tanda-tanda ensefalopati mulai tampak setelah periode 8-24
minggu serangan, dahulu keadaan ini disebut sebagai gagal hati yang timbul pada
fase lanjut.
Penyakit gagal hati fulminan bisa
timbul pada masa neonatus atau masa setelah neonatus (masa kanak-kanak)
biasanya disebabkan oleh berbagai virus, toksin, gangguan metabolisme,
obat-obatan dll seperti tersebut di bawah ini :
1. Virus hepatitis A, B, C (NANB
post tranfusi), D dan E (NANB menular melalui air)
2. Virus Epstein-Barr dan
Sitomegalovirus serta penyakit Demam Kuning (yellow fever), Ekovirus dan Adenovirus
3. Leptospirosis
4. Metabolik (penyakit wilson,
tirosinemia, intolerans fruktosa, galaktosemia, defisiensi alfa 1-antiripsin
dan sindroma Zellweger).
5. Toksin (Amanita phalloides,
alkaloid pyrrolizidine, aflatoksin, karbon tetraklorida dan fosfor)
6. Obat-obatan (halotan,
parasetamol, INH, rifampisin, sistotoksik, sodium valporat, metildopa,
tetrasiklin dan amiodaron).
7. Vaskuler (sindroma Budd-Chairi,
post cardiac bypass dan sumbatan vena), iskemia/hipotensi, leukemia/limfoma.
Penyakit
hepatitis virus merupakan penyakit hati yang seirng ditemukan. Penyakit
hepatitis fulminan akut dengan gejala yang biasanya berat sehingga harus tetap
tinggal di tempat tidur selama stadium akut, menu makanan tergantung dari nafsu
makannya, lemak diijinkan bila penderita tidak mual atau muntah. Biasanya
mengandung cukup kalori untuk memperbaiki berat badan yang menurun selama
sakit.
Penyakit hati kronis yang memerlukan
perencanaan diit sehingga anak mencapat cukup energi, makanan tidak mengandung
banyak lemak dan pada isrosis membatasi jumlah protein yang masuk.
Hepatitis virus adalah infeksi
sistemik yang berakibat tidak baik terhadap fungsi normal sel-sel hati.
Peneybab dari hepatitis virus akut adalah hepatitis A, B, C atau Non A Non B
(water borne epidemic dan post transfusion) dan D (delta virus). Beberapa virus
lainnya dapat menimbulkan hepatitis seperti virus sitomegalo, virus herpes,
virus Epstein-Barr, virus rubela dan virus koksaki dll.
Hepatitis akut sering menimbulkan
keluhan mual dan nafsu makan menjadi berkurang, makanan diberikan secara
bertahap sesuai dengan nafsu makannya dalam porsi kecil dan sering. Bilamana
anak tidak mau/tidak bisa makan dengan baik perlu ditpertimbangkan pemberian
makan lewat sonde lambung.
Hepatitis yang terjadi pada anak
juga dapat diakibatkan oleh penurunan gen orangtua yang memiliki risiko
hepatitis atau penderita hepatitis. Hepatitis pada anak dapat juga disebabkan
oleh kelainan sewaktu masa kehamilan, oleh ibu yang menderita hepatitis atau
kelainan tertentu yang berdampak pada janin atau bayi. Untuk mencegah penyakit
hepatitis ini, anak akan diberikan vaksin anti hepatitis yang diadakan setiap
3-6 bulan sekali.
Hepatitis
merupakan penyakit peradangan pada hati (liver) penyebabnya dapat
bermacam-macam, mulai dari virus sampai dengan obat-obatan. Penyakit hepatitis
ada beberapa jenis yaitu hepatitis A, B, C, D, E, F, dan G. Manifestasi
penyakit hepatitis akibat virus dapat akut (hepatitis A) dapat krnonis
(hepatitis B dan C) atua dapat juga kemudian menjadi kanker hati.
Virus yang menyebabkan penyakit ini
terdapat dalam cairan tubuh yang sewaktu-waktu dapt ditularkan kepada orang
lain. Sebagian orang yang terinfeksi virus ini dapat sembuh dengan sendirinya.
Namun demikian, virus ini akan tetap berada dalam tubuh seumur hidup.
Hepatitis berasal dari dua kata
yaitu hepa (hepar/hati) dan itis (radang). Hepatitis merupakan radang yang
terjadi pada organ hati. Karena hampir seluruh tubuh penderita berwarna
kekuning-kuningan maka dalam masyarakat dikenal dengan istilah penyakit kuning
(jaundice). Namun, sebenarnya istilah sakit kuning dapat menimbulkan kerancuan
karena tidak semua sakit kuning disebabkan radang hati.
Dapat juga terjadi karena gangguan
ada saluran empedu sehingga cairan mepedu tidak dapat masuk ke dalam usus
melainkan ke darah. Gejala kuning juga dapat terjadi karena pemecahan sel darah
merah yang terlalu berlebihan sehingga zat bilirubin menyebar dalam darah.
Gangguan pada organ tertentu, seperti tumor pada pankreas dan kantung empedu
atau ketidak sesuaian transfusi darah jug dapat menimbulkan warna kuning.
Penyakit Hepatitis C adalah penyakit
hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (HCV= Hepatitis C virus). Virus
Hepatitis C masuk ke sel hati, menggunakan mesin genetik dalam sel untuk
menduplikasi virus Hepatitis C, kemudian menginfeksi banyak sel lainnya.
15% dari kasus infeksi Hepatitis C
adalah akut, artinya secara otomatis tubuh membersihkannya dan tidak ada
konsekuensinya. Sayangnya 85% dari kasus, infeksi Hepatitis C menjadi kronis
dan secara perlahan merusak hati bertahun-tahun. Dalam waktu tersebut, hati
bisa rusak menjadi sirosis (pengerasan hati), stadium akhir penyakit hati dan
kanker hati.
Hepatitis C adalah penyakit menular yang mempengaruhi hati, yang disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Infeksi ini sering tanpa gejala, tetapi sekali didirikan, infeksi kronis dapat berkembang menjadi jaringan parut hati (fibrosis), dan maju jaringan parut (sirosis) yang umumnya terlihat setelah bertahun-tahun.
Gejala khusus sugestif penyakit hati
biasanya hadir sampai parut pada hati substansial telah terjadi. Namun,
hepatitis C adalah penyakit sistemik dan pasien mungkin mengalami spektrum yang
luas dari manifestasi klinis mulai dari tanpa gejala pada penyakit lebih gejala
sebelum perkembangan penyakit hati lanjut. Tanda-tanda umum dan gejala yang
berhubungan dengan hepatitis C kronis termasuk kelelahan, gejala seperti flu,
nyeri sendi, gatal, gangguan tidur, perubahan nafsu makan, mual, dan depresi.
Sekali hepatitis C kronis telah
berkembang ke sirosis, tanda dan gejala mungkin muncul yang umumnya disebabkan
oleh salah satu fungsi hati menurun atau meningkatnya tekanan dalam sirkulasi
hati, kondisi yang dikenal sebagai hipertensi portal. Kemungkinan tanda dan
gejala sirosis hati termasuk asites (penimbunan cairan di perut), memar dan
berdarah kecenderungan, varises (vena membesar, terutama di perut dan kerongkongan),
sakit kuning, dan sindrom gangguan kognitif yang dikenal sebagai ensefalopati
hepatik. Ensefalopati hepatik adalah karena akumulasi amonia dan zat lain yang
biasanya dibersihkan oleh hati yang sehat.
Indonesia merupakan daerah endemis
infeksi virus hepatitis B, didaerah tertentu pada setiap 100 penduduk di jumpai
8 pengidap virus hepatitis B.
Seseorang dikatakan menderita
infeksi virus hepatitis B apabila dalam pemeriksaan ditemukan HBsAg positif.
Sumber penularan virus hepatitis B di Indonesia terutama melalui ibu hamil ke
bayinya sehingga setiap ibu yang hamil dianjurkan untuk melakukan skrining
HBsAg.
Ibu Hamil dengan HBsAg dan HBeAg positif akan menularkan virus hepatitis dengan peluang lebih dari 90%. Dalam keadaan demikian bayi perlu mendapatkan vaksinasi dan pemberian imunoglobulin.
Pada meraka yang terinfeksi VHB
akut, 90% pada anak-anak dan 70% pada dewasa tidak menampakkan gejala sama
sekali. Hanya sepertiga dari yang terinfeksi memperlihatkan keluhan, terutama
mata kuning.
Infeksi VHB yang diperoleh pada masa
bayi akan menyebabkan 95% bayi di antaranya menjadi penderita hepatitis kronis.
Sementara kelompok dewasa yang terinfeksi virus ini, 95% akan sembuh dan hanya
5% yang berkembang menjadi hepatitis B kronis.
Penyakit akan semakin dikenali
apabila memberikan dampak yang besar, baik menyangkut aspek sosial ekonomi
maupun risiko kesakitan dan kematian atau karena jumlah kejadiannya sangat
tinggi. Hepatitis A, suatu penyakit yang menyerang hati yang disebabkan
oleh virus hepatitis A, meskipun tidak mengakibatkan risiko kematian yang
besar, namun berisiko menimbulkan kejadian yang luar biasa atau outbreak.
Oleh karena itulah, penyakit ini mendapat perhatian besar baik dari masyarakat
kesehatan maupun pemerintah dan publik secara umum.
Seseorang menjadi panik karena penyakit hepatitis A, biasanya karena tidak mengetahui karakteristik dan perjalanan penyakit tersebut. Apabila serang penderita hepatitis A atau keluarga terdekat mengenal tipikal penyakit ini maka kecemasan dan kepanikan tidak perlu terjadi. Pada dasarnya penyakit ini bersifat self limited disease (dapat sembuh dengan sendirinya).
Hepatitis A dapat dibagi menjadi 3
stadium:
- Pendahuluan (prodromal) dengan
gejala letih, lesu, demam, kehilangan selera makan dan mual;
- Stadium dengan gejala kuning
(stadium ikterik); dan
- Stadium kesembuhan (konvalesensi).
Gejala kuning tidak selalu ditemukan. Untuk memastikan diagnosis dilakukan
pemeriksaan enzim hati, SGPT, SGOT. Karena pada hepatitis A juga bisa terjadi
radang saluran empedu, maka pemeriksaan gama-GT dan alkali fosfatase dapat
dilakukan di samping kadar bilirubin.
Tanda dan gejala Hepatitis A yaitu:
- Kelelahan
- Mual dan muntah
- Nyeri perut atau rasa tidak nyaman, terutama di daerah hati (pada sisi kanan bawah tulang rusuk)
- Kehilangan nafsu makan
- Demam
- Urin berwarna gelap
- Nyeri otot
- Menguningnya kulit dan mata (jaundice).
- Mual dan muntah
- Nyeri perut atau rasa tidak nyaman, terutama di daerah hati (pada sisi kanan bawah tulang rusuk)
- Kehilangan nafsu makan
- Demam
- Urin berwarna gelap
- Nyeri otot
- Menguningnya kulit dan mata (jaundice).
Umumnya, masyarakat sering
menganggap bahwa sakit kuning adalah hepatitis karena timbulnya warna kuning pada kulit, kuku, dan bagian
putih bola mata. Kondisi ini hanyalah salah satu gejala dari hepatitis.
Peradangan ini dapat menyebabkan kerusakan sel-sel, jaringan, bahkan semua
bagian organ hati. Hepatitis dapat terjadi karena penyakit yang memang
menyerang sel-sel hati atau penyakit lain yang menyebabkan komplikasi pada
hati. Pemahaman hepatitis dapat ebih mudah jika kita mengenal lebih dahulu
mengenai organ hati.
Hepatitis dapat berlangsung singkat
(akut) kemudian sembuh total atau malah berkembang menjadi menahun (kronis).
Tingkatan keparahan hepatitis bervariasi, mulai dari kondisi yang dapat sembuh
sendiri (self limited) dengan penyembuhan total, kondisi yang mengancam jiwa,
menjadi penyakit menahun, hingga kondisi organ hati yang tidak berfungsi lagi
(yang disebut kegagalan fungsi hati). Jika kondisi terakhir ini terjadi maka
untuk penanganannya membutuhkan transplantasu atau cangkok hati.
Serangan hepatitis akut dapat terjadi tiba-tiba tanpa gejala awal atau bertahap. Umumnya, hepatitis akut berlangsung dalam periode waktu 1-2 bulan. Kerusakan hati yang terjadi pada heoatitis akut biasanya hanya mengenai sebagian kecil jaringan saja. Namun pada kasus yang jarang, misalnya pada saat daya tahan tubuh pasien terlalu rendah, hepatitis akut dapat mengancam jiwa.
Serangan hepatitis akut dapat terjadi tiba-tiba tanpa gejala awal atau bertahap. Umumnya, hepatitis akut berlangsung dalam periode waktu 1-2 bulan. Kerusakan hati yang terjadi pada heoatitis akut biasanya hanya mengenai sebagian kecil jaringan saja. Namun pada kasus yang jarang, misalnya pada saat daya tahan tubuh pasien terlalu rendah, hepatitis akut dapat mengancam jiwa.
Sementara
hepatitis kronis terjadi jika sebagian hati yang terserang dapat menjadi tidak
aktif atau berkembang sangat lambat, tetapi sebagian lain dapat juga menjadi
aktif dan terus memburuk dalam hitungan tahun. Komplikasi dari hepatitis
kronis yang memburuk adalah terjadinya sirosis atau kanker hati. Kedua
komplikasi ini sering berakhir dengan kematian.
Dibawah ini adalah tips sehat untuk
mencegah terserang penyakit hepatitis adalah :
- Hindari konsumsi alkohol
- Hindari obat-obatan yang dapat merusak hati, misalnya acetaminophen
- Diet sehat dan seimbang
- Perbanyak buah, sayur, whole grains, dan protein bebas lemak
- Latihan fisik secara teratur
- Istirahat cukup
Hepatitis B
dapat di cegah dengan imunisasi aktif atau pasif. Imunisasi aktif adalah
istilah yang digunakan untuk proses dimana anda membangun perlindungan jangka
panjang terhadap infeksi yang bari dari produksi antibodi. Antibodi ini
dapat berkembang secara alami ketika anda menderita penyakit ini, atau secara
artifisial setelah menerima vaksin. Imunisasi pasif adalah istilah yang
digunakan untuk proses dimana anda mengembangkan perlindungan jangka pendek
terhadap infeksi yang baru. Perlindungan pasif dapat berkembang ketika :
- Seorang bayi yang belum lahir menerima suntikan antibodi dari ibunya.
- Seorang bayi yang baru lahir menerima antibodi dari kolostrum, ASI pertama yang dikeluarkan oleh ibu setelah persalinan.
- Suatu vaksin yang mengandung antobodi yang disuntikkan ke dalam tubuh.
Ada
dua jenis vaksin yang kini tersedia untuk imunisasi aktif terhadap hepatitis B
yakni :
- Vaksin hepatitis B rekombinan : Vaksin ini disintetis di dalam sel-sel khamir (yeast). Vaksin ini sangat aman dan efektif. Vaksin ini memberikan sekitar 90% perlindungan terhadap infeksi hepatitis B. Vaksin ini biasanya lebih disukai ketimbang vaksin yang diperoleh dari plasma.
- Vaksin yang diperoleh dari plasma : Vaksin ini diperoleh dari darah yang merupakan pembawa virus hepatitis B. Ini berarti orang-orang ini memiliki viorus di dalam darah mereka tetapi tidak mengalami gejala apapun. Vaksin yang diperoleh dari plasma sama amannya dan efektifnya dengan vaksin hepatitis B rekombinan.
Imunisasi terhadap hepatitis B kini
dianjurkan bagi semua anak yang baru lahir dan bagi orang yang beresiko tinggi
terkena infeksi. Kotak 4 akan membuat daftar orang-orang yang beresiko tinggi
karena infeksi hepatitis B. Satu suntikan vaksin hepatitis B diberikan pada
otot lengan bagian atas luar pada saat lahir, pada usia satu bulan, pada usia
enam bulan. Dosis penguat direkomendasikan pada usia lima tahun.
Imunisasi pasif dilakukan melalui
suntikan imunoglobulin hepatitis B. Ini adalah suatu protein dalam darah yang
mengandung antibodi terhadap virus hepatitis B. Imunisasi pasif dianjurkan
untuk dilakukan sesegera mungkin setelah paparan yang terhadap infeksi
hepatitis B. Paparan teradap virus hepatitis B bisa saja disebabkan oleh sebuah
tusukan dari jarum yang terinfeksi atau paparan pada darah atau produk darah
yang terinfeksi. Dalam waktu tujuh hari setelah paparan, suatu suntikan
imunoglobulin hepatitis B harus diberikan. Vaksin hepatitis B juga harus
duberikan bersama-sama imunoglobulin tetapi pada lokasi yang berbeda.